Jakarta, KabarAMIN.com – Jubir Timnas AMIN Muhammad Ramli Rahim mengelaborasi kritikan Anies Baswedan terkait bantuan sosial (bansos) dalam Debat Capres Ke-5 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2) malam tadi.
Menurutnya kritikan Anies sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini. Dimana Bansos bukan untuk kepentingan penerima, melainkan untuk pemberi. Bahkan bansos yang disalurkan akhir-akhir ini dipandang sarat akan politisasi demi kepentingan keluarga.
“Itu sangat betul apa yang disampaikan Pak Anies. Pemberian bantuan sosial itu menekankan kepada apa manfaat yang diterima oleh si pemberi, bukan kepada manfaat yang diterima oleh si penerima sebagaimana seharusnya,” ujarnya, Senin (5/2).
Lanjutnya, akibat dari situasi tersebut bansos alhasil tidak pernah berjalan maksimal. Belum lagi soal waktu pemberian bansos seperti yang disinggung Anies dalam debat.
Bansos kata dia, diserahkan tidak sesuai jadwal. Ini kemudian memunculkan istilah bansos tanpa pamrih.
“Dan perlu dipahami, apa yang disampaikan Pak Anies sangat betul, bahwa keberhasilan bansos itu sebetulnya bukan pada semakin banyak diberikan, tetapi sebaliknya. Apabila semakin sedikit bansos berarti pemerintah makin sukses menekan kemiskinan dan juga berarti kesejahteraan makin baik, sebaliknya, makin banyak bansos berarti pemerintah gagal membangun kesejahteraan” tegas Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) itu.
“Dalam sejarah, pemerintahan paling sukses dan jadi legenda sepanjang masa adalah pemerintahan Umar Bin Abdul Aziz, dianggap sukses karena tidak ada satupun lagi warganya yang mau menerima zakat karena Umar berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, nah, Anies kelak jika terpilih akan membuat bansos plus yang tujuannya adalah menaikkan taraf hidup rakyat agar berdaya dan tak lagi mau menerima bansos” lanjut MRR.
Di sisi lain, dikatakan Ramli, Anies dalam debat tampil sangat baik dengan fokus pada subtansi. Jauh sangat unggul dibandingkan dua rivalnya Prabowo dan Ganjar.
“Secara keseluruhan Anies jauh dibandingkan dengan dua kandidat lain. Jadi Pak Anies ini betul-betul fokus ke subtansi persoalan dan fokus pada penyelesaian masalah seraca kompeherensif. Beda dengan Prabowo yang hanya solutif diujung. Pak Anies justru berpikir dimulai dari sejak awal sampai akhir,” ucapnya.
“Misalnya soal kesehatan, itu disampaikan mulai dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan atau promotif, pencegahan penyakit atau preventif, penyembuhan penyakit atau kuratif dan pemulihan kesehatan atau rehabilitatif, sementara Prabowo hanya membahas solusi dengan penyediaan dokter saja,” pungkasnya.
Sebelumnya dalam debat, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan kritikannya terhadap pembagian bantuan sosial (bansos) yang disebar pemerintah saat ini. Menurut dia bansos harusnya difokuskan untuk para penerimanya dan bukan pemberinya, sehingga pemberiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan.
“Maka bansos diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima, kalau penerima butuhnya bulan ini, ya diberikan bulan ini. Kalau 3 bulan lagi, ya 3 bulan lagi. Jangan menghilangkan semua, dijadikan sesuai kebutuhan. Itu yang disebut bansos tanpa pamrih,” kata Anies.
Selain itu, Anies juga mengkritik cara pembagian bansos yang menurutnya harus sesuai dengan data. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan mekanisme-mekanisme yang memasukkan warga yang benar-benar membutuhkan di dalamnya.
“Informasi data akurat dan mekanisme pemberian melalui jalur birokrasi bukan dibagi di pinggir jalan,” ujarnya.(*)